Memayu Hayuning Bawono

Peace for All...

Kamis, 07 Agustus 2008

Tandang ke markas speedy deket jalan sumatra

Satu kesempatan, diajak sang kurir at tibyan, comrade ahmadenijadh untuk menyambangi plasa telkom. Lumayan, ngenet gratis...
Sampe di lokasi, parkir motor, naruh helm sembari tetap menggunakan topi hitam kesayangan. Diiringi comrade ahmadenijeda, memasuki petilasan speedy yang siang ini nampak lengang. Hanya seorang prajurit jaga nampak setia menunggui lonjor meja panjang dihadapannya.
Di sebelah kanan, satu ruangan dengan pintu kaca nampak terpajang dan tertata rapi di dalamnya sejumlah unit komputer dengan monitor casing hitam di atas meja-meja kayu. Lengkap dengan kursi-kursi sandar dengan bantal busa yang masih ada bungkus plastiknya.
Dengan penuh percaya diri, meski cuman beralaskan sandal jepit, sang commandante memasuki dan segera bersalaman dengan yang mbaurekso di ruangan itu, Joko, demikian ia menyebutkan namanya disertai sesungging senyuman. ramah.
Dingin, maklum...ruangan ber AC. Di salah satu sisi dinding ruangan yang bentuknya segi empat ini, terpasang white board yang disitu masih nampak jejak coretan-coretan spidol. Menurut keterangan dari comrade Ahmadinejad, ruangan ini terkadang juga dipakai untuk pelatihan. Gratis, tanpa ada sewa tempat. Lumayan. Dan tambahan dari rekan Joko, terkadang pada siang hari tempat ini ramai juga dikunjungi anak-anak sekolah an yang sudah pada pulang.
Sekejap, commandante mengitarkan pandangannya ke penjuru ruangan berlantaikan ubin ukuran 40x40 centi krem coklat...ada sekitar 20 unit komputer yang siap dipakai.
alhamdulillah...pulang

Pindah

Satu kali, bos ngebet banget ngasih kabar ke aku. Katanya, ada kabar bagus untuk Antum!
Pendek kata, kabar bagus itu adalah Fastnet.
Selidik punya selidik, memang bagus. Gimana nggak, cuma dengan 100 ribu kita dapat internetan sebulan dengan paket 384 Kbps. Udah murah, aksesnya cepet.

TAPI...

ternyata jasa provider internet ini, menuai nggak cuman pujian tapi juga kritik yang lumayan. Terutama, kritik soal pelayanan. Trus juga, soal area coverage. Dan apakah memang hanya dengan seratus ribu rupiah itu kita dapat manfaatin layanan internet yang oke? Atau jangan-jangan, ada sesuatu di balik udang? eh..ada udang di balik batu?

DISINI...
nggak perlu nambahin kontroversi, polemik, ataupun pro kontra mengenai jasa layanan FASTNET..aku lebih tertarik untuk mengamati: antusiasme si bos, kenapa dia getol banget dan kesannya ndang kebatan pengen pindah nang FASTNET.

bolak-balik dia minta (aslinya nyuruh) aku untuk segera menghubungi pihak FASTNET. Dan terakhir, dia udah nentuin kapan dan dengan siapa aku harus menghubungi FASTNET.
Wahattt a...***.!!!!!!

Sekedar catatan, dari halaman publikasi dari pihak fastnet, disitu ada sejumlah clientele atau apa lah istilahnya yang udah make jasa dari mereka...salah satunya kantor dinas perpajakan....

Nah!!! Kalau nggak salah, saudara iparnya si bos kan ada yang kerja di kantor pajak?
Mungkinkah, yang ngerekomendasikan itu saudara iparnya itu?
Kalau memang iya, kenapa baru sekarang pengen nyoba fastnet? Kenapa gak dari awal saja make layanan ini?
Atau, memang mburu murahnya?
Bukankah, untuk aktivasi speedy pada masa-masa awal charge nya di diskon sampe sekitar lima puluh persen. Dan setelah itu, tarif normal...kalo disini pake paket speedy office, kenanya sekitar delapan ratus an. Nah setelah masuk masa normal, lalu pindah ke provider lain yang kualitasnya 'juga' bagus. Dan nggak menutup kemungkinan, nanti setelah (misalnya jadi) pasang FASTNET, sampe ada masalah...trus ganti provider lagi. Dan kemungkinan, balik ke SPEEDY. Soalnya, ada semacam rumor (atau mungkin pendapat di salah satu forum mailing list) SPEEDY tuh cuma manjain pelanggan baru, tapi pelanggan lama nggak diperhatikan.

Oo...gitu ya....

Memang, semua ini adalah pilihan...(mengutip kata-kata si bos pada satu ketika)

Dan ketika aku memilih untuk jadi migrasi ke FASTNET, yang tentunya prosesnya gak langsung konek. Perkiraanku, sebulan. Jadi misalkan besok pagi jadi ketemu sama pihak FASTNET dan deal masalah harga, trus ketersediaan layanan dengan disesuaikan untuk kebutuhan sekolah (he...he..lab komputer kan bisa dijadikan alasan untuk masang jaringan lokal pake router, yang notabene juga untuk mbagi koneksi internet...tapi kok si bos make istilah hub..emang ada bedanya ya...), dan sebagainya...kayaknya untuk aktivasi sebelum tanggal sepuluh nggak mungkin!

Tapi, nggak ada salahnya mencoba.
Toh, misalkan jadi ke fastnet dan ketemu sama yang authorized dan deal soal jasa dan harga terus aktivasinya juga cepet sebelum tanggal sebelas agustus 2008 ini jalan, otomatis setelah dari pihak FASTNET itu, aku harus segera nemuin pihak SPEEDY untuk mengkonfirmasikan penghentian pemakaian jasa speedy terhitung mulai periode agustus ini hingga waktu yang tidak ditentukan. Kalau nggak siangnya, ya esok lusanya.

MASALAHNYA,
selama ini nggak ada yang salah dengan akses speedy. So, kenapa harus pindah ke FASTNET?
Aku sendiri nggak paham...makanya, aku pribadi kurang optimis dengan FASTNET ini.
Dan MALES, adalah pilihan kata yang keluar yang sejatinya nggak gitu-gitu amat.
There's something wrong with it....

Membangun dan Merusak

Seringkali teringat satu masa pas FISIP lagi ngundang Cak Nun. Salah satu dari kalimat-kalimatnya (pas nya aku lupa) yang sering 'terngiang' dalam kepalaku adalah...ada kalanya (seseorang) itu jadi bersifat membangun, ada kalanya merusak...
Kalau nggak salah, waktu itu ada salah satu (mahasiswa) yang nanya soal moral sebagian mahasiswa yang (dinilainya) nggak sip. Dan kurang lebih, seperti di atas itulah jawaban Cak Nun. Kerangka besarnya, pola pikir yang ideal itu seperti spiral. Dialektis. Mungkin, seperti ada thesis maka ada anti-thesis, ada yang membangun maka ada yang merusak...seperti itu seterusnya...