Memayu Hayuning Bawono

Peace for All...

Kamis, 14 Agustus 2008

Dimana Khidlir AS?

Poro kadang...
(Sengaja sebutan kadang aku gunakan, dimana kata "kadang" merupakan salah satu kata dalam bahasa Jawa, yang semakna dengan kata "saudara"...dan aku yakin, semua kita adalah bersaudara...paling nggak, dari
satu asal nenek moyang kita: Adam 'alaihis salam...).
Adakah diantara para kadang yang sempat menyimak kisah, tentu bukan sembarang kisah, tentang sosok Khidlir?

Beliau digambarkan pernah dipertemukan dengan Musa 'alaihis salam, yang saat itu tengah mencari ilmu. Nah, singkat cerita..ada satu kejadian yang cukup menarik yaitu ketika mereka berdua menumpang sebuah kapal (perahu) dan ditengah-tengah perjalanan, Khidlir AS melakukan satu tindakan yang diluar dugaan Musa AS yakni merusak kapal itu (dengan cara mengayunkan benda keras pada salah satu bagian perahu sehingga menjadikannya cacat, namun tidak sampai menjadikan perahu itu tenggelam).
Dan tindakan Khidlir itu dibenarkan, dengan satu keterangan tindakan itu adalah atas petunjuk dari-Nya. Ya, Khidlir adalah satu dari hamba-Nya yang dikabarkan memiliki pengetahuan (semacam ilmu laduni?) dimana pada kasus itu, tujuannya adalah untuk menyelematkan perahu dan si pemilik perahu itu dari tindakan lalim penguasa negeri dimana perahu itu nantinya bersandar. Dimana, sang penguasa lalim itu akan merampas setiap perahu yang bersandar di dermaganya yang masih dalam kondisi bagus untuk dijadikan miliknya.

Nah, disinilah yang perlu diperhatikan. Satu tindakan merusak, terkadang mempunyai satu tujuan "mulia" yang tidak semua orang mengetahuinya. Dan pola umumnya, tindakan merusak itu ditujukan untuk "mencegah" satu kerusakan lain yang lebih besar yang akan terjadi di masa mendatang.
Namun tentu saja, hal itu tidak lantas dapat dijadikan dalil untuk semena-mena melakukan tindakan merusak. Mengingat, siapa sih diri kita ini........?

Sekedar ingin sharing, mengenai kejadian-kejadian kecil yang pernah aku jumpai semasa masih menjadi pengelola warung internet milik at tibyan. Warung internet, yang pada postingan-postingan sebelumnya aku namai dengan "markas digital". Dan sosok "sang commandante" adalah aku sendiri, hang nules blog iki.

Ada sejumlah kejadian, yang menurutku janggal, dan disengaja.

Yang paling baru, adalah soal monitor di kantor sekolah. Pagi ini, Kamis 14 Agustus 2008, Ustadzah Lina (Herlina) datang ke markas digital, dengan maksud untuk minta tolong menyalakan komputer di kantor sekolah. Setelah dicek langsung, komputer nyala, tapi warna monitor biru. (Kebanyakan dipake nonton BLue .....kali...). Hushhhh..!!!!
Nah, langsung muncul inisiatif untuk mengganti monitor itu dengan salah satu monitor yang ada di markas digital. Setelah diganti, ternyata benar...normal!!! Jadi, kemungkinan memang monitor tadi yang ada masalah.
Kemudian, monitor yang keluar biru itu dicoba di salah satu PC, dan hasilnya....tetep biru!!!
Selidik punya selidik, waktu kabel VGA dicopot dan diintip, ternyata apa....???!!!

SALAH SATU KAKI-KAKI YANG ADA DI KABEL VGA ITU : PATAH!!!!!
Sekarang pertanyaanya, gimana caranya mengatasi hal itu?
Tentu saja, diperbaiki...
Masalahnya, ada nggak uangnya?
Nah, lalu muncul pertanyaan usil: Gimana bisa kaki-kaki itu patah?
Adakah seseorang yang sengaja mematahkannya? Lalu dengan tujuan apa?
Jawaban paling mungkin dan paling aman: Yang mematahkannya adalah seseorang yang dengan tindakannya itu mengharapkan dimasa mendatang akan terhindar dari satu kerusakan yang lebih besar.

Kejadian sebelumnya, kejadiannya di kantor sekolah juga. Di PC yang sama juga. Cuman, waktu itu yang Ust. Lina minta tolong betulin adalah Mouse. Katanya, nggak bisa gerak. Juga keyboard. Nah, setelah dicek, ternyata sejumlah kaki-kaki di kabel mouse dan keyboard yang harusnya nancep di Motherboard itu ada yang BENGKOK.
Pertanyaannya, gimana caranya mengatasi keadaan itu?
Jawabnya, ya ...diperbaiki. Lha wong cuma bengkok aja, kan dapat dilurusken kembali...Untung, waktu itu masalah segera teratasi.
Namun lagi-lagi, pertanyaan: SIAPA kembali mengiang-ngiang di benak.

Kejadian lain, terjadi di markas digital. Yang kena adalah printer Epson Stylus C90 yang menjadi satu-satunya andalan untuk nge-print. Kejadian waktu itu, ada salah satu staf sekolah yang nyetak dokumennya di markas digital, terus dengan kronologis yang aku sendiri cuma tau dari keterangan penjaga waktu itu akhirnya ada satu momen pas printer sedang bekerja..dengan tanpa diduga si oknum tadi mengambil lembaran kertas yang harusnya masih harus "digarap" oleh sang printer. Dan akibatnya fatal: printer itu pun mengerang. Sampe sekian minggu, nggak ada tindak lanjut apa pun. Sengaja saat itu aku mendiamkan, habis bete banget sih.....
Sampe akhirnya, pengaruh pada omset Markas Digital yang menurun drastis karena untuk mencetak dokumen, alat yang diandalkan nggak dapat fungsi dengan normal.
Solusinya, tentu diperbaiki. Dan karena masih masuk garansi servis, dibawalah printer itu ke tempat seharusnya dia ditangani. Di THR. Setelah sampai disana dan dicek sama teknisinya, yang ramah-ramah dan baik hati, baru diketahui ternyata ROLL PRINTER ITU PATAH.
Solusinya, harus diganti. Danuntuk ngganti itu, kudu nyiapin dana Rp. 100.000,- wooowww!!!!!

pADA AKHIRNYA, SAMPAI SAAT INI (KETIKA BLOG INI DISUSUN DAN (AKAN) DIPOSTING)....
nggak ada satu tindakan pun dari pihak sekolah yang menunjukkan kalau itu semua harusnya ditanggung bersama. Terutama soal roll printer yang patah itu, yang kupikir harusnya oknum itu yang nanggung biaya penggantiannya, ternyata sampai sekarang nggak ada realisasinya...
Alasannya, kepala sekolah sendiri menilai semua masalah komputer adalah tanggung jawab dari pengelola warnet.
Sementara di pihak lain, aku merasa ditekan-tekan untuk (Selain mengelola warnet yang rutin tiap bulan punya kewajiban mbayar listrik, mbayar speedy, mbayar telpon, dan mbayari gaji pegawai, termasuk untuk aku dhewe, juga) SETOR Rp. 500.000,- tiap bulan (katanya, untuk uang sewa).
Wah...tambah sip ae....!!!!!
Terkadang, aku berpikir...lek pancene iki kabeh diniati ajur-ajuran...yo wis!!!!
Astaghfirullah...
Mugo-mugo aku gak sampe nyimpen roso gak enak karo podho-podho wong Islam....

Di akhir postingan ini, aku nggak dapat narik satu kesimpulan yang jernih...rasa emosi dan nggak terima masih menang merajai hati dan pikiranku....